Refleksi : Menarik juga .., kalau penelitian tentang rami sudah rampung, bisa terbayangkan berapa devisa negara yang bisa selamat …
Tapi sepertinya bukan tanpa efek samping .., mudah-mudahan, perluasan lahan untuk rami ini tidak mengurangi lahan hutan dan lahan pertanian….., yang ujung-ujung nya berdampak negatif juga untuk lingkungan ..
Btw, Ibu Aminah ini memang entrepreneur sejati … @_@
Ruang tamu berukuran 5 x 5 meter itu tampak penuh. Di setiap sisi dinding terdapat kursi panjang. Sedangkan di tiap pojok terlihat manekin. Sebuah etalase kaca berisi tumpukan kain diletakkan di sebelah kiri pintu masuk. Di atas etalase itu terdapat deretan benang bertumpuk-tumpuk.
Jangan salah. Baju, kain, dan benang itu bukan dari bahan kapas, melainkan terbuat dari serat rami (Boehmeria nieca). Mien Aminah Musaddad, sang pemilik rumah, lantas menunjuk sebuah kardus besar di dekat pintu masuk yang berisi ikatan batang pohon rami sebagai bukti. “Ikatan pohon itu untuk contoh bila ada tamu yang ingin melihat langsung bentuk pohon rami,” ujarnya.
Dari rumah sederhana itulah kini berkembang industri baru: kain serat rami. Peminatnya pun bukan hanya pasar dalam negeri, melainkan juga pasar mancanegara, terutama Cina. Karena itu, Pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Barat, merancang konsep perencanaan pembangunan industri kain berbahan baku rami secara besar-besaran. Di wilayah “kota dodol” itu, tanaman rami bakal dikembangkan hingga seluas 300 hektare.
Pada saat ini, Garut menghasilkan 600 ton rami per bulan dari lahan seluas 200 hektare. Prospek tanaman itu dipercaya sangat moncer lantaran hingga kini Indonesia masih mengimpor serat kapas lebih dari 95 persen kebutuhan dalam negeri. Apalagi, hasil penelitian membuktikan, daun rami mengandung 21 persen-23 persen protein, 10 persen-11 persen lemak, 14 persen-16 persen serat kasar, 22 persen fosfor, dan 4,9 persen kalsium, bahkan kaya lisin dan karoten.
Belakangan, kain rami mulai dikembangkan untuk pakaian militer. Bahkan penelitian untuk menciptakan rami sebagai baju anti-peluru dilakukan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) serta Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Semua potensi itu terkuak berkat kegigihan Aminah dalam mengembangkan serat rami menjadi kain berkualitas.
***
Setelah melewat jatuh-bangun, Aminah menjadi potret warga yang sukses menjadi juragan kain rami. Adalah Grup Medco yang mempertautkan warga Kecamatan Wanaraja, Garut, itu dengan rami pada 1998. Ketika itu, kelompok bisnis minyak milik Arifin Panigoro itu hendak membuka lahan untuk menanam rami untuk dikembangkan menjadi industri pakaian. Garut menjadi alternatif pilihan lokasi.
Aminah yang kerap menggerakkan petani untuk mengembangkan berbagai kegiatan, serta Pesantren Darussalam di Saguling, ditunjuk sebagai penggerak, bersama PT PLN. Meski akhirnya PT Medco mundur teratur, Aminah terus melangkah.
Kebetulan pada saat itu ada program pengolahan hutan desa, yakni Lembaga Masyarakat Hutan Desa. Program ini merupakan kerja sama masyarakat dengan Perhutani. Aminah pun mengintegrasikan rencananya dengan program pemberdayaan masyarakat seputar hutan itu. Pada tahap awal, ia mendapat konsesi untuk menanam di lahan Perhutani seluas 4 hektare dengan modal Rp 60 juta. Proyek percontohan itu menuai sukses. Pohon rami tumbuh sangat bangus.
Tapi, setelah panen, ibu enam anak itu kebingungan mengolahnya. Atas bimbingan BPPT dan Balai Besar Tekstil Bandung, upaya merajut rami menjadi benang pun dapat dilakukan. Beberapa peralatan dipinjamkan dari dua institusi itu.
Keberhasilan itu memacu Aminah memperluas lahan untuk tanaman rami hingga 20 hektare. Modalnya ditambah. Tapi, setelah dilakukan penanaman, ternyata ada kebijakan menjauhkan masyarakat dari hutan. Akhirnya lahan tersebut hanya dijadikan pusat pengembangan bibit rami.
Namun langkah wanita kelahiran Garut, 27 Februari 1950, itu tak pernah surut. Setelah ia mampu memintal rami menjadi benang, angan-angannya tidak berhenti. Pergilah Aminah ke SMK Tekstil di Pekalongan, Jawa Tengah. Di sinilah kain pertama berbahan 100 kilogram benang rami terwujud.
Seiring dengan waktu, keterampilan membuat kain itu makin terasah. Terlebih setelah Aminah, yang mendapat bantuan dari Departemen Koperasi, belajar ke Cina. Sepulang dari “negeri panda” itu, ia membeli mesin untuk memintal benang rami. Kini 10 pekerjanya terus bergantian memproduksi benang dan kain rami.
Wanita 12 cucu itu akhirnya menjalin kerja sama dengan Universitas Gadjah Mada dan BPPT. Ia diminta menyediakan rami untuk rompi anti-peluru. “Saya nggak tahu persis diapakan. Cuma, katanya, sudah masuk level dua,” tutur Aminah, tanpa bisa merinci lebih jauh.
***
Sejak tahun 2005, para peneliti LIPI memang melakukan riset tentang bahan tahan peluru dari serat alam. Bahan utamanya dari tanaman rami. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Uji Polimer, Pusat Penelitian Fisika LIPI. Dipilihnya bahan alam serat rami, menurut Ketua Laboratorium Uji Polimer, Pusat Penelitian Fisika LIPI, Rahmat Satoto, karena rami merupakan isolator panas dan akustik yang baik. “Rami adalah bahan terbarukan dan ramah lingkungan,” kata Rahmat.
Penelitian itu, masih kata Rahmat, diilhami kebutuhan baju tahan peluru TNI yang masih diimpor. “Untuk produksi di dalam negeri, diperlukan biaya tinggi karena bahan baku utamanya adalah kevlar atau spectra,” katanya.
Bahan rami dipilih dengan beberapa asumsi. Misalnya, dapat diproduksi dengan investasi rendah, prosesnya mudah, tidak memerlukan alat khusus, dan tidak menyebabkan iritasi pada kulit. Namun, seperti serat alam pada umumnya, kelemahan rami terletak pada ketahanan panasnya yang lebih rendah dibandingkan dengan kevlar. Keawetannya lebih rendah dan dapat terpengaruh oleh kelembapan. Panjang serat dan kualitasnya pun dapat berubah, tergantung panen.
Kekurangan sifat serat rami itu diperbaiki dengan menambahkan crosslink agent agar lebih tahan panas sekaligus tahan terhadap kelembapan. Sedangkan panjang serat dan kualitasnya dapat diperbaiki dengan kontrol sejak budi daya serta kontrol proses pengambilan dan pengolahan serat.
Serat rami diambil dari daun atau batang. “Biasanya yang paling kuat adalah serat kulit batang bagian bawah,” ujar Rahmat. Ketika dipintal, rami tidak dipotong. Dan sebelum ditenun, serat diperkuat menggunakan lem ethylene glycol atau polyurethane yang sangat encer. “Hasil tenunan merupakan parameter sangat penting karena sangat mempengaruhi sifat komposit,” kata peraih doktor bidang polimer dari Tokyo Institute of Technology pada 2002 itu.
Hasil prapenelitian meyakinkan Rachmat bahwa rami cukup andal menahan peluru. Hal itu ditunjukkan lewat percobaan panel ukuran 40 x 40 sentimeter, yang dilapisi serat rami, karet, kulit ikan pari, dan diakhiri dengan serat rami. Panel itu dijepit dengan bingkai dan digantungkan. Lalu panel sederhana itu diuji, ditembak dengan senapan angin menggunakan jenis peluru tajam dari jarak empat meter. Kecepatan peluru senapan angin lebih tinggi ketimbang peluru pistol. Hasilnya, peluru itu terpental meninggalkan sedikit luka pada panel.
Masalahnya, kekuatan rami masih kalah dibandingkan dengan serat sintetis. “Karena itu, kami harus terus menyempurnakannya,” kata Rahmat. Selain itu, serat rami kaku dan besar. Kalau dirajut, tidak bisa rapat. Belum lagi perangkat untuk perajutannya sulit didapat. “Jadi, kelemahan serat rami untuk baju tahan peluru masih banyak,” ujarnya.
Heru Pamuji, Syamsul Hidayat, dan Sulhan Syafi’i
Sumber : Gatra (26 Februari 2009)
Menarik sekali mengkaji pengembangan industri rami ini…
tp saya perlu informasi…di kecamatan manakah rami ini dibudidayakan, di kecamatan mana pulakah proses pemintalan menjadi benang dan kain dilakukan, serta kemana sajakah pasarnya??
Trimakasih atas infonya….
By: meretasasa on April 1, 2009
at 2:03 am
Duh .., maaf Saya kurang tau alamat lengkap-nya.
Untuk yg digarut mungkin bisa coba kontak pem-kab nya..
Maaf, belum bisa membantu …
By: Wildan Maulana on April 1, 2009
at 8:33 am
Saya saat ini perlu sekali dgn inofrmasi pembeli rami baik di dalam negri maupun luar negeri…, saya punya pabrik dan lahan tanaman rami yang cukup luas.. tapi pemsarannya belum maksimal.. mohon petunjuk nya.
tks
yudha
By: YUDHA on September 24, 2009
at 6:01 pm
Dear Pa Yudha, sy sedang mencari kain rami, sy butuh cepet. untuk produk saya.
bisa bpk contact sy di 081394701661
By: hariyadi on March 7, 2010
at 6:39 am
Saya sedang mencari benang rami untuk kain rajut, Pak Yudha bisa beri informasi?
By: monanto on February 24, 2011
at 11:12 am
saya perlu informasi benang rami bisa dibeli dimana ? apa langsung ke wanaraja ?
By: ahamd j on September 25, 2009
at 1:24 pm
Pak Yudha ..
Nah itu kebeneran ada Pak Ahmad yg tertarik … 🙂
Pak Yudha, apa kita bisa diskusi lebih intens masalah ini, saya bisa bantu pemasaran internasionalnya …
Thanks!
Wildan
By: Wildan Maulana on September 28, 2009
at 3:39 am
Pak Yudha , apa benang rami ini sama dengan almira bisa dipakai untuk rajut mesin .
Tolong saya dibantu lagi mencari 72%acrilic , 27%nylon .Makasih
By: May Lita on October 8, 2009
at 11:46 am
pak, bagaimana kalau rami dijadikan bahan baku pengganti benang sebagai bahan dasar baju biasa.
bisa atau tidak ????
By: faurel on November 12, 2009
at 7:53 am
Untuk keperluan export sehubungan mitra kerja dari negara korea juga membutuhkan bahan benang dari kain rami tsb, kepada siapa kami harus contact guna mendapatkan informasi yang lebih details?
By: ANDI SOERYADI HUSEN on May 14, 2010
at 8:10 am
Bagaimana cara menghubungi bpk yudha? no saya 081585089045
By: agung on October 18, 2010
at 2:33 am
apa saya bisa pesan benang raminya? terimakasih
By: rief on December 17, 2010
at 2:13 am
Pak Yudha,
salam kenal dari saya> saya perlu informasi detail tentang produk serat ramie dari garut. Apakah kami bisa datang ke Garust melihat pabrik bapak ??
By: cut kamaril on January 20, 2011
at 5:29 am
Klo butuh informasi ramie, kebetulan sy owner nya , bisa hub 087827130999 (makky) trim’s pa yuda
By: Makky on March 25, 2011
at 11:00 am
cari bibit pohon rami dimana yaa?
By: hendra on June 8, 2011
at 1:18 pm
sy produksi dari budidaya hingga serat siap pintal, kbetulan saya sendiri putranya bu aminah ( OWNER RAMIE GARUT )yg pegang produksi ramie, klo ada yg membutuhkan bisa menghubungi saya di no 087827130999/081313990999 ( MAKKY ). MKASIH
By: MAKKY on October 12, 2011
at 1:59 pm
Yth Pak Makky,
Asslmkm wr,wb..Sy bersyukur melihat perkembangan yg ada pada usaha bapak. Sgt memiliki nilai positif utk solusi permasalahan bahan baku dan pengembangan dlm industri tekstil di negri ini.
Jika bpk berkenan, mohon izin sy bs berkunjung ke tempat usaha bapak.
Sy terkesan sekali utk penanaman budi daya Rami ini.
Semoga renc ini mendapat dukungan moril dr bapak dan ibu Aminah
Terimakasih.. wasslmkm wr,wb
Prima B Ismet
0812 8849 6066
By: pbi_170845 on January 28, 2014
at 4:15 am
saya mau memesan serat rami yg sudah di ayaman untuk penelitian saya. kmn bs sy hub dan untuk harga per meter@ brapa. dikirim ke aceh.trmkasih
By: kris on January 27, 2012
at 6:53 am
Saya mahasiswa sekolah tinggi teknologi tekstil Bandung, tertarik ingin mempelajari tentang rami..
Mau tanya pak, apa sejauh ini hasil dari rami hanya digunakan untuk bahan sandang saja, atau bisa dibuat untuk yg lainnya selain baju anti peluru ?
By: Yasin on February 21, 2012
at 11:24 am
saya bersukur orang pribumi sudah sanggup mengembangkan budi daya alam terus maju bu semoga lebih berhasil amien
By: wawan ramlan on August 15, 2012
at 9:54 am
[…] – https://wildanm.wordpress.com/2009/03/11/industri-kain-rami-garut-menembus-mancanegara/. […]
By: Catatan Akhir 2012; April Kelabu, Desember Gulita « azfiamandiri on January 1, 2013
at 10:40 am
Bersyukur telah tercipta solusi bahan baku utk permasalahan industri tekstil di negri ini. Semoga bertambah maju dgn pengembangan dan inovasi dr modal karya yg berharga ini.
By: pbi_170845 on January 28, 2014
at 4:05 am
Mas, kalau produk benang rami dri bu aminah bisa dibeli d kota selain garut ndak y? Jogja gtu? Kalau d garut, alamat pasti tokony dmana y?
By: Bastian on October 11, 2015
at 10:19 am
Saya butuh rami buat pnelitian komposit saya..
By: Bastian on October 11, 2015
at 10:20 am
Saya ada stock 20 ton kapas serat rami siap olah…
By: Ima on May 25, 2017
at 12:14 am